Surga Tidak Akan Di Dapat Oleh Orang Yang Menyelisihi Rasulullah




Banyaknya saat ini mengaku islam, mengaku muslim tapi tidak tahu apa arti islam sesungguhnya dan kewajiban seorang muslim sejatinya, dan banyak orang islam yang tidak mengetahui makna dari syahadat  itu sendiri .

Islam secara etimologi (bahasa) berarti tunduk, patuh, atau berserah diri.

Patuh kepada Allah Ta'ala untuk mentauhidkannya dan beribadah hanya kepada Allah Ta'ala saja

Firman Allah Ta’ala.
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“ Allah menyatakan bahwa tiada sesembahan (yang haq) selain Dia, dengan senantiasa menegakkan keadilan (Juga menyatakan demikian itu) para malaikat dan orang-orang yang berilmu. Tiada sesembahan (yang haq) selain Dia. Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. [Al-Imraan/3 : 18]

Berserah diri memiliki arti 

َاْلإِسْلاَمُ: َاْلإِسْتِسْلاَمُ ِللهِ بِالتَّوْحِيْدِ وَاْلإِنْقِيَادُ لَهُ باِلطَّاعَةِ وَالْبَرَاءَةُ مِنَ الشِّرْكِ وَأَهْلِهِ.

“ Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, tunduk dan patuh kepada-Nya dengan ketaatan, dan berlepas diri dari perbuatan syirik dan para pelakunya.”
Sedangkan Makna dari syahadat itu sendiri dijelaskan dalam : 

Firman Allah Ta’ala.

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“ Allah menyatakan bahwa tiada sesembahan (yang haq) selain Dia, dengan senantiasa menegakkan keadilan (Juga menyatakan demikian itu) para malaikat dan orang-orang yang berilmu. Tiada sesembahan (yang haq) selain Dia. Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. [Al-Imraan/3 : 18]

“ Laa Ilaaha Ilallaah ”‘ artinya : Tiada sesembahan yang haq selain Allah.


Syahadat ini mengandung dua unsur : menolak dan menetapkan. “Laa Ilaaha”, adalah menolak segala sembahan selain Allah. “Illallaah” adalah menetapkan bahwa penyembahan itu hanya untuk Allah semata-mata, tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu didalam penyembahan kepada-Nya, sebagaimana tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu di dalam kekuasaan-Nya.


Tafsiran syahadat tersebut diperjelas oleh firman Allah Subhanahu wa Ta’ala. 
 
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاءٌ مِمَّا تَعْبُدُونَ﴿٢٦﴾إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ﴿٢٧﴾وَجَعَلَهَا كَلِمَةً بَاقِيَةً فِي عَقِبِهِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“ Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kepada kaumnya : ‘Sesungguhnya aku menyatakan lepas dari segala yang kamu sembah, kecuali Tuhan yang telah menciptakan-ku, karena sesungguhnya Dia akan menunjuki’. Dan (Ibrahim) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka senantiasa kembali (kepada tauhid)”.[az-Zukhruf /43: 26-28]

قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَىٰ كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ ۚ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ

“ Katakanlah (Muhammad) : ‘Hai ahli kitab ! Marilah kamu kepada suatu kalimat yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, yaitu ; hendaklah kita tidak menyembah selain Allah dan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya serta janganlah sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka :’Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang muslim (menyerahkan diri kepada Allah)”. [Ali ‘Imran/3: 64]


Adapun dalil syahadat bahwa Muhammad adalah Rasulullah.

Firman Allah Ta’ala.
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
' Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kalangan kamu sendiri, terasa berat olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) untukmu, amat belas kasihan lagi penyayang kepada orang-orang yang beriman”. [at-Taubah/9: 128]

Syahadat bahwa Muhammad adalah Rasulullah, berarti : Mentaati apa yang diperintahkannya, membenarkan apa yang diberitakannya, menjauhi apa yang dilarang serta dicegahnya, dan menyembah Allah hanya dengan cara yang disyariatkannya.

Allah Azza wa Jalla juga berfirman:

وَمَن يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

“Dan barangsiapa yang menentang Rasul (Muhammad) sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan dia dalam kesesatan yang telah dilakukannya itu dan akan Kami masukkan dia ke dalam Neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” [An-Nisaa’: 115]


Allah Ta'ala berfirman :

مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ

 Barangsiapa mentaati Rasul (Muhammad), maka sesungguhnya dia telah menaati Allâh. [An-Nisâ/4:80]

Rasullulah Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda :
 
فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي

Barang siapa yang membenci sunnahku maka ia bukan termasuk dari golonganku. [HR. Al-Bukhari no. 5063 dan Muslim, no. 1401 dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu]

Rasullulah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنِّي قَدْ تَرَكْتُ فِيْكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُمَا : كِتَابُ اللهِ وَسُنَّتِي

' Sesungguhnya aku telah tinggalkan kepada kalian dua perkara yang kalian tidak akan tersesat setelahnya yaitu kitabullah dan sunnahku. [HR. Al-Hakim 1/93 dari Ibnu Abbas c , dan dishahihkan Syaikh al-Albani dalam Shahîh at-Targhîb, no. 40]


Rasullulah Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda :


فَإِنَّهُ مَنْ يَعِيش مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيْرًا فَعَلَيْكُم بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ المَهْدِيِيِنَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثُةٍ بِدْعَة وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٍ


Maka sesungguhnya, siapa diantara kalian yang masih hidup setelahku, maka akan melihat perselisihan yang banyak, maka hendaklah kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafa’ yang mendapat bimbingan dan petunjuk, pegangglah erat-erat dan gigitlah dengan gigi geraham, dan jauhilah oleh kalian perkara yang baru (dalam agama) karena setiap perkara yang baru adalah bid’ah dan setiap bid’ah pasti sesat. [HR. Abu Dawud no. 4607 dan Tirmidzi no. 2676 dari al-‘Irbadh bin Sâriyah Radhiyallahu anhu dan dishahihkan Syaikh al-Albani].


Dan Allah Ta'ala berfirman :

وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا

Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. [Al-Hasyr/59:7]



Allâh Azza wa Jalla berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ

Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allâh dan taatilah Rasul (Muhammad) dan ulil amri (pemegang kekuasaan) diantara kamu. [An-Nisa/4:59].

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda
" Ketahuilah sesungguhnya dagangan Allah itu sangat mahal Ketahuilah bahwa dagangan Allah itu adalah Surga." (HR-Tirmidzi dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu.)

Karena mahalnya surga, untuk seseorang masuk kedalamnya
tidak bisa dibeli dengan dunia dan seisinya.
Surga tak dapat ditebus dengan seluruh jiwa manusia.
Surga tak akan didapat bagi orang yg ingkar kepada Nabinya dengan berbiat bid'ah
Surga hanya bisa dibeli dengan Iman dan amal shalih yang sesuai Sunnah

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

“ Semua umatku pasti akan masuk surga kecuali orang yang enggan.” Para shahabat bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah orang yang enggan itu?” Beliau menjawab, “Barangsiapa mentaatiku, maka ia masuk surga, dan barangsiapa mendurhakaiku maka dialah orang yang enggan ( Tidak mau masuk surga, pent)” ( HR. Al-Bukhari no.6851, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ).

Sumber : dari berbagai sumber, www. almanhaj, rumaysho,dll




Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url