SEPENGGAL KISAH ‘ULBAH BIN ZAID radhiyallahu anhu
Perang Tabuk terjadi pada bulan Rajab tahun ke 9 Hijriyah. Peperangan yang terjadi pada saat manusia dalam kesulitan, negeri negeri sedang subur dan ketika buah buahan sedang matang siap panen.
Orang orang ingin tetap bermukim dan berteduh dibawah ranumnya buah buahan dan teduhnya kebun yang segar. Yang melatar belakangi perang ini adalah dikabarkan bahwa Romawi telah menghimpun pasukan yang banyak di Syam, dan Herakliyus telah memberikan nafkah kepada para pengikutnya selama setahun. Sebuah pasukan raksasa.
Ujian yang besar bagi para sahabat radhiyallahu anhum, dimana seruan perang datang tatkala sulit, bersamaan dengan itu tiba waktu panen mereka.
Oleh karena saking sulitnya kondisi ini Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menamakan pasukan ini dengan Jaisyul ‘Usrah ( pasukan disaat yang serba sulit ).
Diantara kebiasaan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam ketika hendak pergi berperang, beliau mengumumkan arah perjalannya tidak terus terang , akan tetapi menggunakan bahasa kiasan, misalnya kalau tujuannya ke barat beliau mengisyaratkan ke timur , demikian juga sebaliknya. Akan tetapi tidak demikian halnya dalam perang Tabuk, karena ini perjalanan yang berat dan masa yang sulit.
Mulailah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mempersiapkan segalanya, para sahabat dari berbagai penjuru Madinah mulai berdatangan.
Beliau memerintahkan orang orang untuk bersiap siap, serta menganjurkan orang kaya agar memberikan nafkah dan angkutan di jalan Allah.
Maka sejumlah orang dari kaum kaya membawa harta mereka demi mencari pahala, dan untuk keperluan itu ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu anhu menginfakkan harta sangat besar, yang tidak seorangpun menyamainya. Dia bawa 300 ekor unta berikut pelana dan perbekalannya, lalu ia taburkan 1000 kepingan dinar emas dipangkuan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Adapun yang miskin yang tidak punya apa apa hanya menangis karena Rasulullah mensyaratkan hanya yang punya kendaraan dan bekal yang diutamakan ikut.
Ada 7 orang yang datang kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam sambil menangis minta di bawa dalam pasukan ‘Usrah ini, akan tetapi Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mengatakan :
لَا أَجِدُ مَا أَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ
“ Aku tidak memiliki kendaraan untuk mengangkut kalian“
Mereka pun berpaling dalam keadaan airmata mereka berlinang, karena sedih disebabkan mereka tidak memiliki apa yang mereka nafkahkan. Mereka itulah Salim bin ‘Umair, ‘Ulbah bin Zaid, Abu laila Al Mazini, ‘Amer bin Anamah, Salamah bin Sakher, dan Al Irbadh Bin Sariyah radhiyallahu ‘anhum.
Al Imam Ibnu Qoyyim menceritakan kisah ‘Ulbah bin Zaid radhiyallahu anhu salah seorang sahabat yang tidak terangkut karena tidak memiliki apa apa dari perbekalan untuk persiapan perang raksasa ini :
وَقَامَ علبة بن زيد فَصَلَّى مِنَ اللَّيْلِ وَبَكَى وَقَالَ: اللَّهُمَّ إِنَّكَ قَدْ أَمَرْتَ بِالْجِهَادِ وَرَغَّبْتَ فِيهِ، ثُمَّ لَمْ تَجْعَلْ عِنْدِي مَا أَتَقَوَّى بِهِ مَعَ رَسُولِكَ، وَلَمْ تَجْعَلْ فِي يَدِ رَسُولِكَ مَا يَحْمِلُنِي عَلَيْهِ، وَإِنِّي أَتَصَدَّقُ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ بِكُلِّ مَظْلِمَةٍ أَصَابَنِي فِيهَا مِنْ مَالٍ أَوْ جَسَدٍ أَوْ عِرْضٍ، ثُمَّ أَصْبَحَ مَعَ النَّاسِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيْنَ الْمُتَصَدِّقُ هَذِهِ اللَّيْلَةَ؟ فَلَمْ يَقُمْ إِلَيْهِ أَحَدٌ، ثُمَّ قَالَ: أَيْنَ الْمُتَصَدِّقُ فَلْيَقُمْ؟ فَقَامَ إِلَيْهِ فَأَخْبَرَهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَبْشِرْ، فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَقَدْ كُتِبَتْ فِي الزَّكَاةِ الْمُتَقَبَّلَةِ
Malam harinya ‘Ulbah bin Zaid bangun untuk bersimpuh dihadapan Allah shalat malam sambil menangis, dalam tangisnya ia berdo’a, “Ya Allah sesungguhnya Engkau telah memerintahkan untuk berjihad dan menganjurkannya, kemudian Engkau tidak mengadakan kepadaku apa yang bias aku jadikan sebagai kekuatan untuk berangkat bersama Rasul-Mu, dan Engkau tidak memberikan kepada Tangan Rasul Mu kendaraan yang bisa membawaku. (maka saksikanlah wahai ya Allah) Seungguhnya (malam ini) aku telah menyedekahkan kepada setiap muslim segala harta, tubuh dan kehormatan yang aku dapatkan (pahala dari kedzaliman orang lain kepada ku).
Kemudian pagi harinya ketika ‘Ulbah bin Zaid bersama Nabi shalallahu alaihi wasallam dan orang orang, Nabi mengatakan, “Dimanakah orang yang bersedekah malam ini ?” , namun tidak ada yang berdiri. Kemudian Beliau mengatakan, “manakah orang yang bersedekah ? berdirilah”, lalu ‘ulbah berdiri dan mengabarkan kisah semalam, lalu Beliau bersabda kepadanya,” Bergembiralah wahai ‘Ulbah, demi Allah yang jiwa Muhammad berada di Tangan Nya, sungguh bahwasanya Allah telah menerima sedekahmu”
Allah Ta'ala mengabulkan jeritan para sahabat , hamba Nya yang sangat ingin ikut andil dalam membela agama Nya, ambil bagian dalam perang Tabuk ini dengan mendatangkan beberapa tambahan unta kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam , maka akhirnya Beliaupun mengirimkan unta kepada mereka. ( dicuplik dari kitab Zaadul Ma’ad, Ibnu Qoyyim 3/463). Semoga kita bisa meneladani mereka dalam menyambut seruan Allah dan Rasul Nya, Wallahu waliyyut Taufiq.
Abu Ghozie As Sundawie