Ternyata Agama Lain pun Menganjurkan Wanita nya Untuk Menutup Aurat
Islam mewajibkan seorang muslimah untuk mengenakan menutup aurat dengan menggunakan jilbab, bukanlah Diskriminasi tapi merupakan salah satu bukti Islam sangat memuliakan wanita, dan salah satu bukti ketaatan hamba kepada tuhannya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا“Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar”. [Al Ahzab:71]
Allah Ta'ala berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang Mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka !” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allâh adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [al-Ahzâb/33:59]
Allâh Azza wa Jalla berfirman :
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Katakanlah kepada orang laki–laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allâh maha mengatahui apa yang mereka perbuat.” Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera–putera mereka, atau putera–putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allâh, wahai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. [an-Nûr/24:31]
Dalam islam kewajiban menggunakan jilbab ada aturannya yaitu :
- Menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan
- Harus longgar atau tidak membentuk badan dan tidak menyerupai pakaian laki laki
- Tidak menerawang atau tembus pandang
- Tidak berwarna mencolok dan bergambar makhluk hidup
1) Yahudi
Di dalam tradisi agama ini, wanita mereka memakai tudung. Dalam Perjanjian Lama menyebut:
“Katanya kepada hamba itu: “Siapakah lelaki itu yang berjalan di padang ke arah kita?” jawab hamba itu: Dialah tuanku itu,” Lalu Ribka mengambil telekungnya dan bertelekunglah ia.” (Kejadian 24: 65)
Selain itu terdapat senarai pelanggaran hukum yang berkait dengan wanita di dalam kitab Talmud dan salah satu adalah perbuatan tidak memakai tudung:
“The following women are divorced, and do not receive [the amount of] their ketubah: One who violates Mosaic Law or Jewish custom. What constitutes [a violation of] Mosaic Law? If she feeds him untithed [food]; if she engages in intercourse with him while she was a niddah [a female who has menstrual discharges which render her impure]; if she does not set apart challah[a portion of a batch of bread dough given to a kohen which becomes holy upon separation, and can only be consumed by kohanim or their household]; and if she makes vows, but does not fulfill [them]. What constitutes [a violation of] Jewish custom? [If] she goes out [in public] with her hair uncovered; [if] she spins [thread] in the market, and converses [flirtatiously] with any man. Abba Saul says, “Also one who curses his children in his presence.” Rabbi Tarfon says, “[Also] a noisy woman.” What constitutes a noisy woman? One who speaks in her own house [so loudly] that her neighbors can hear her voice.” (Mishnah Ketubot 7: 6)
“The Daughters of Israel shall not walk with their heads uncovered in a marketplace, whether she is available (for marriage) or whether she is married.” (Hilkhoth Isurei Bi’ah 21:17)
Malah di dalam kitab Talmud terdapat banyak lagi bahagian yang membincangkan tentang memakai tudung antaranya adalah dalam Berakhot 24a, dan Hilkhoth Avoda Zarah 12:11.
2) Kristian
Di dalam agama Kristian juga mengambil tradisi di dalam Yahudi. Malah di dalam Tanakh (Taurat) sudah menggambarkan situasi masyarakat terdahulu sudah memakai telekung. Disebut di dalam buku Kejadian:
“Katanya kepada hamba itu: “Siapakah lelaki itu yang berjalan di padang ke arah kita?” jawab hamba itu: Dialah tuanku itu,” Lalu Ribka mengambil telekungnya dan bertelekunglah ia” (Kejadian 24: 65)
Manakala di dalam bahagian Perjanjian Baru pula terdapat beberapa ayat yang menyuruh perempuan supaya memakai tudung. Di dalam Bible, 1 Korintus, Bab 11:
“Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya.’’(1Korintus 11:5)
“Sebab jika perempuan tidak mahu menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya.Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahawa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya.’’ (1Korintus 11:6)
“Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh kerana para malaikat.’’ (1 Korintus 11:10)
“Pertimbangkanlah sendiri: Patutkah perempuan berdoa kepada Allah dengan kepala yang tidak bertudung?’’ (1 Korintus 11:13)
3) Zoroaster / Majusi
Di dalam agama Zoroaster mereka juga mewajibkan wanita mereka memakai hijab ketika memasuki rumah ibadat (Ateshgah). Begitu juga dengan agama Sabean Mandaeisme, Druze, Samaritan, Yazdanisme juga mewajibkan wanita mereka untuk mengenakan tudung di kepala.
4) Druze
Di dalam agama Druze mereka juga mewajibkan wanita mereka memakai hijab ketika memasuki rumah ibadat (Ateshgah). Begitu juga dengan agama Sabean Mandaeisme, Samaritan, Yazdanisme juga mewajibkan wanita mereka untuk mengenakan tudung di kepala.
5) Samaritan
6) Yazdanisme
7) Hindu
“patiryadvadhvo vāsasā svaman ghamabhidhitsate, ye vadhvaścandram vahatum yaksmā yanti janādanu.” (Rigveda 10: 85: 30)
Bermaksud: “Unlovely is his body when it glistens with this wicked fiend, What time the husband wraps about his limbs the garment of his wife.”
“Adha Pashyaswa, Mopari Santaram Padakau Har, Ma Te Kashaplakaun Drushan Shtrihi Brahma Babhuvith” (Rigveda 8: 33: 19)
Sebahagian terjemahan menyebut:
“Hey woman, you always keep a low vision. Never have an eye contact with men. Walk seriously and cover all the organs of your body. Your status in the family is an important as that of Lord Brahma in the Yadnya”
Manakala terjemahan Ralph T.H.Griffith menyebut:
“Cast down thine eyes and look not up. More closely set thy feet. Let none see what thy garment veils, for thou, a Brahman, hast become a dame.”
Sememangnya tradisi dan agama di dalam masyarakat India mereka memakai tudung. Tudung di dalam masyarakat mereka dikenali sebagai Ghoonghat, Chunni atau Dupatta. Ia biasa dipakai oleh masyarakat wanita India. Tidak kira agama Hindu, Jain atau Sikh akan memakainya.
8) Sikh
Di dalam agama Sikh, diwajibkan penganut mereka agar memakai serban. Manakala bagi pihak wanita pula mereka boleh memilih di antara serban ataupun memakai kain selendang (Ghoonghat) menutup kepala. Di dalam kitab suci utama mereka, Guru Granth Sahib Ji mengatakan:
“Naapaak Paak Kar Hadhoor Hadheesaa Saabath Soorath Dhasathaar Siraa ||12||”
“Purify what is impure, and let the Lord’s Presence be your religious tradition. Let your total awareness be the turban on your head.” (Guru Granth Sahib: Ang 1084: 12)
Ayat ini terpakai untuk lelaki dan wanita.
Malah dilihat selain daripada agama-agama ini, agama lain juga memiliki anjuran supaya wanita mereka memakai penutup kepala. Di dalam agama Zoroaster mereka juga mewajibkan wanita mereka memakai hijab ketika memasuki rumah ibadat (Ateshgah). Begitu juga dengan agama Sabean Mandaeisme, Druze, Samaritan, Yazdanisme juga mewajibkan wanita mereka untuk mengenakan tudung di kepala.
9) Sabean Mandean
Begitu juga dengan agama Sabean Mandaeisme, Druze, Samaritan, Yazdanisme juga mewajibkan wanita mereka untuk mengenakan tudung di kepala.
10) Jainisme
Meskipun ajaran agama lain memerintahkan wanita nya menutup aurat, namun saat ini hanya lah wanta dari kalangan agama islam yang lebih taat dengan tuhannya. karena seorang muslim yang taat akan mendapatkan pahala dan kemenangan yang besar. Wallahualambisawab
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar”. [Al Ahzab:71]
وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
ذَاقَ طَعْمَ الإِيماَنِ مَنْ رَضِيَ بالله رَباًّ وَبالإسْلامِ دِيْناً وَبِمُحَمَّدٍ رَسُوْلًا.
“Sungguh akan merasakan manisnya iman, seseorang yang telah rela Allah sebagaiRabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Rasul utusan Allah”. [HR Muslim].
sumber : www:askislam.me dan sumber lainnya