LAPAR DAN DAHAGA ULAMA SALAF DALAM MENUNTUT ILMU
- Nadhr bin Syumail -rahimahullah- berkata, ”Seseorang tidak akan mendapatkan kelezatan ilmu, hingga ia merasakan lapar (ketika menuntut ilmu), namun melupakan laparnya.” [At Tadzkiratul Huffadzh, Imam Adz DZahabi -rahimahullah- ,1/314].
- Baqi bin Mikhlad Al Andalusy -rahimahullah- yang pernah berkeliling ke berbagai negara di dunia dengan hanya berjalan kaki !!!, Beliau berkata,”Sungguh , saya mengetahui seseorang yang ketika menuntut ilmu lewat berhari-hari tidak memiliki makanan, kecuali daun kubis yang sudah terbuang.” [Tadzkiratul Huffadzh, Imam Adz Dzahabi -rahimahullah- 2/630]
- Ibnu Kharras -rahimahullah- berkata,” Saya minum kencing saya sendiri ketika saya dalam perjalanan menuntut ilmu, hal ini terjadi lima kali !! (seseorang tidak akan meminum kencingnya sendiri kecuali dalam keadaan sangat haus yang haus ini dapat mengakibatkan kematian)”. [Al Ibar Khoiri Man Ghabar, Imam Adz Dzahabi -rahimahullah- 2/70].
- Abu Ali Al Hasan bin Ali Al Balkhi -rahimahullah- berkata,” Aku pernah tinggal di Asqolan untuk belajar dari Ibnu Mushahhih -rahimahullah- dan lainnya. Bekal nafkah saya semakin menipis hingga beberapa hari saya tidak bisa makan. Saya ingin menulis pelajaran, namun tidak bisa (karena perut sangat lapar). Saya kemudian pergi ke toko roti dan duduk di dekat roti tersebut hingga mencium aromanya agar saya punya tenaga. Kemudian Alloh Azza wa Jalla membantu saya.” [Tadzkiratul Huffadzh, Imam Adz Dzahabi -rahimahullah- 4/1173]
- Imam Abu Hatim Ar Razi -rahimahullah- (Imam dan ulama besar dalam bidang Jarh Wa Ta’dil) pernah bercerita,”Saya tinggal di bashrah delapan bulan dan kehabisan bekal nafkah. Saya menjual baju saya satu demi satu, hingga tidak punya apa-apa. Saya bersama teman pergi ke rumah Masyayikh (guru) untuk belajar hingga sore hari, kemudian saya pulang kerumah yang sepi untuk minum air karena lapar tidak punya makanan. Saya lakukan hal ini selama dua hari, Pada hari ketiga seorang teman berkata, ” Mari kita pergi ke rumah guru!”, Saya menjawab” Saya lemah dan tidak bisa (berdiri)”, Dia berkata lagi” Kenapa kamu lemah?”, Saya katakan kepadanya” Saya tidak akan merahasiakannya, sudah dua hari saya tidak makan.” Dia berkata,” Saya masih memiliki satu Dinar dan saya berikan kepadamu setengahnya.” [Al Jarh Wat Ta’dil, Imam Abu Hatim Ar Razi -rahimahullah-]
- Imam Muhammad bin Thahir Al Maqdisi -rahimahullah- , yang menceritakan tentang perjalanan menuntut ilmu dan kesulitan yang beliau alami, beliau berkata,” Saya tinggal di Tunis bersama Abu Muhammad bin Al Haddad -rahimahullah- , bekal saya semakin menipis hingga tersisa hanya satu dirham. Saat itu saya butuh roti dan kertas untuk menulis pelajaran. Jika dipakai beli kertas maka saya tidak akan makan roti. Kebingungan ini berlanjut hingga tiga hari (beli roti atau beli kertas), selama itu pula Saya tidak merasakan makanan sama sekali. Pada hari keempat, dalam hati saya berkata, ”Kalau saya punya kertas, maka saya tidak akan bisa menulis karena sangat lapar. Saya taruh uang satu dirham tersebut di mulut dan saya putuskan untuk keluar dan membeli roti. Tiba-tiba tanpa terasa uang satu dirham tersebut tertelan oleh mulut ke dalam perut, kemudian saya tertawa. Abu Thahir -rahimahullah- mendatangi saya dan bertanya,”Apa yang membuatmu tertawa? Saya menjawab, ”Khoir (sesuatu yang baik).” Beliau meminta saya untuk menceritakannya , namun saya tolak. Ia terus memaksa sehingga saya ceritakan kejadiannya, lalu Beliau mengajak saya ke rumahnya dan memberi saya makanan.” [Tadzkiratul Huffadh, Imam Adz Dzahabi -rahimahullah- 4/1246]
- Imam Al Bukhori -rahimahullah- berkata,”Saya menemui Adam bin Abi Iyyas di Asqolan untuk belajar darinya. Bekal saya semakin berkurang hingga saya makan rerumputan.”
✍ Abu Ghozie As Sundawie
Donasi operasional Darul Tahfidz Al Kausar Yatim Dhuafa Cirebon
YAYASAN ARISAN NASI INDONESIA
Bank Mandiri 1340010363041
Syukron Jazakumullahu Khairan barakallahu fikum
Contact Us :
WhatsApp : 081289851319
Facebook : Arisan nasi
Instagram : Darul Tahfidz Al Kausar
YOUTUBE : Yayasan Arisan Nasi Indonesia
Email : Arisannasi@gmail.com
Website : http://www.arisannasi.org